🔥 Pernah melihat rumah joglo ? Nah ini, √ Filosofi, √ Sejarah, √ Desain dan Model Rumah Joglo Minimalis Modern 2019. ( 𝐋𝐄𝐍𝐆𝐊𝐀𝐏 ).
Rumah joglo merupakan salah satu rumah etika yang dahulu banyak dipakai oleh masyarakat Jawa. Rumah ini mempunyai arsitektur yang khas dan terdiri dari beberapa bagian, di mana setiap serpihan mempunyai fungsi yang berbeda.
Desain rumah tradisional ini juga sarat makna sehingga pembuatannya dilarang dilakukan secara sembarangan.
Meskipun kental dengan nuansa Jawa, sekarang eksistensi joglo semakin sulit untuk ditemukan. Ada beberapa hal yang menciptakan masyarakat modern kurang berminat untuk membangun joglo sebagai daerah tinggal.
Salah satunya yaitu faktor biaya, di mana joglo terbuat dari kayu jati berkualitas sehingga memakan dana cukup besar untuk pembuatannya.
Asal Usul Rumah Joglo
sumber : booking.com
Pada dasarnya rumah tradisional joglo merupakan warisan dari leluhur yang telah diturunkan dari generasi ke generasi.
Menilik dari segi arsitektur, dipercaya bahwa joglo telah ada semenjak zaman kerajaan Majapahit masih berkuasa di tanah Jawa. Joglo mempunyai atap dengan bentuk yang cukup unik, yaitu mirip piramida atau bentuk gunung.
Meskipun terlihat sangat tradisional dan melambangkan keagungan masyarakat Jawa, ternyata joglo bukanlah hasil karya dari masyarakat Jawa asli.
Arsitektur bangunan joglo masih banyak dipengaruhi oleh agama Hindu kuno yang sempat menyebar di Indonesia kala itu. Model joglo hampir serupa dengan pura atau daerah ibadah pemeluk agama yang berasal dari negeri India.
Desain rumah tradisional tersebut hampir sama untuk joglo Jawa Tengah dan joglo Jawa Timur. Mungkin sedikit perbedaan muncul pada tata letak serta detail yang tidak sama.
Namun secara keseluruhan, joglo Jawa Tengah dan Jawa Timur mempunyai banyak kesamaan alasannya yaitu berasal dari leluhur yang sama.
sumber : pinterest.com
Nama joglo sendiri diperoleh dari atap bangunan yang berbentuk piramida. Dalam bahasa Jawa kuno, gunung disebut tajug.
Karena joglo mempunyai dua gunung, maka masyarakat menyebutnya sebagai tajug loro yang kemudian disingkat menjadi joglo, dengan makna dua gunung yang bergabung menjadi satu.
Mengapa masyarakat Jawa menentukan bentuk gunung sebagai atap rumah ? Ternyata ada alasan khusus dari pemilihan bentuk gunung tersebut.
Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, gunung merupakan simbolisasi dari sesuatu yang sakral. Gunung dipercaya sebagai daerah tinggal para tuhan sehingga mempunyai makna yang dalam bagi masyarakat setempat.
Pada mulanya, joglo merupakan daerah tinggal yang dimiliki oleh para bangsawan, raja, dan golongan terpandang lainnya.
Pasalnya pembuatan joglo menghabiskan dana yang sangat besar alasannya yaitu memakai materi kayu jati orisinil untuk serpihan atap dan tiang-tiangnya.
Kayu jati dipilih alasannya yaitu merupakan kayu dengan kualitas terbaik serta bisa bertahan sampai puluhan, bahkan ratusan tahun.
sumber : pinterest.com
Hal inilah yang menjadikan stigma di masyarakat bahwa joglo merupakan daerah tinggal untuk kaum menengah ke atas dengan kemampuan ekonomi yang tinggi.
Sedangkan masyarakat menengah ke bawah tidak bisa untuk membangun joglo sehingga menentukan rumah tradisional lain mirip limasan atau kampung dengan desain yang lebih sederhana.
Namun ketika ini, joglo sanggup dimiliki oleh seluruh kalangan. Joglo modern tidak harus memakai kayu jati tetapi sanggup memakai alternatif materi yang lebih terjangkau.
Cara ini dilakukan untuk melestarikan eksistensi joglo sebagai rumah tradisional dan rumah etika bagi masyarakat Jawa.
Filosofi Rumah Joglo
sumber : booking.com
Arsitektur unik yang dimiliki oleh joglo tidak terlepas dari filosofi yang melandasinya.
Masyarakat Jawa dikenal sangat memegang tinggi etika dan budaya serta memakai filosofi dalam banyak sekali aspek kehidupan, termasuk ketika membangun rumah.
Sebagai contoh, joglo mempunyai tiang penyangga berjumlah 4 yang melambangkan arah mata angin sehingga bisa memperlihatkan imbas bagi penghuninya.
sumber : pinterest.com
Apabila Anda tertarik untuk membangun sebuah joglo, sangat penting untuk mengetahui filosofi-filosofi yang diyakini oleh masyarakat Jawa dalam sebuah bangunan berjulukan joglo.
Dengan demikian, Anda tidak akan kehilangan esensi dan kesan tradisional yang dihadirkan oleh joglo tersebut.
Berbicara mengenai filosofi tidak sanggup dipisahkan dari beberapa serpihan yang terdapat dalam rumah tradisional joglo.
Berikut ini beberapa filosofi yang dipercayai oleh masyarakat setempat mengenai arsitektur dan bagian-bagian joglo:
sumber : pinterest.com
1. Filosofi 4 pilar mewakili 4 arah mata angin
Atap joglo yang berbentuk gunung atau tajug ditopang oleh tiang utama yang berjumlah 4. Tiang utama tersebut dinamakan Soko Guru yang melambangkan kekuatan dari 4 penjuru mata angin.
Masyarakat Jawa percaya bahwa pertemuan empat arah mata angin tersebut mempunyai daya magis yang tinggi. Titik pertemuan empat mata angin disebut sebagai Pancer.
2. Pendopo tanpa dinding melambangkan sifat terbuka
Pendopo merupakan salah satu serpihan rumah tradisional joglo yang terletak di depan. Umumnya pendopo dibentuk terbuka tanpa dinding, melambangkan sifat terbuka dan ramah yang dimiliki oleh orang Jawa.
Masyarakat Jawa juga tidak pilih-pilih dalam mendapatkan tamu yang datang.
Selain itu, pendopo merupakan daerah yang tidak diberi meja dan kursi. Tamu dipersilahkan untuk duduk beralaskan tikar bersamaan dengan tuan rumah.
Filosofinya yaitu tamu dan tuan rumah sanggup berbincang dalam kesetaraan, tidak ada yang tinggi dan rendah. Dengan demikian, pembicaraan terasa lebih bersahabat dan hangat.
3. Pringgitan menyimbolkan bayangan dewi Sri
Bagian sesudah pendopo dinamakan pringgitan. Pringgitan merupakan simbolisasi bahwa pemilik rumah merupakan bayang-bayang atau wayang dari Dewi Sri, yaitu dewi yang memperlihatkan kehidupan, kesuburan, serta kebahagiaan.
Pringgitan juga kerap dipakai untuk menyelenggarakan pertunjukan wayang.
4. Ruang utama, terdiri dari beberapa ruangan dengan fungsi berbeda
Dalem atau ruang utama merupakan ruang langsung di mana pemilik rumah dan seluruh anggota keluarga sanggup beraktivitas.
Ruang ini masih terbagi lagi menjadi beberapa serpihan mirip ruang keluarga dan senthong (kamar). Ruang utama mempunyai 3 kamar yaitu kamar pertama laki-laki, kamar kedua tidak berpenghuni namun berperabot lengkap, serta kamar ketiga untuk perempuan.
Kamar kedua yang disebut sebagai krobongan merupakan daerah yang biasa dipakai untuk menyimpan benda-benda pusaka untuk memuja Dewi Sri.
Meskipun tidak dihuni, namun kamar tersebut dilengkapi dengan ranjang, kasur, bantal, serta guling. Masyarakat Jawa juga memakai kamar tersebut sebagai kamar untuk pengantin baru, menyimbulkan penyatuan kosmis dewa-dewi cinta.
sumber : pinterest.com
Masyarakat Jawa yang masih memegang teguh kepercayaan magis selalu menerapkan filosofi tersebut dalam membangun rumah tradisional joglo.
Hal ini kuat pada desain dan arsitektur joglo yang seragam, baik pada serpihan pendopo, pringgitan, sampai ruang utama. Pemilik rumah berharap dengan mengikuti filosofi tersebut, berkah dari Dewi Sri sanggup dirasakan oleh seluruh penghuni rumah.
Meskipun begitu, perbedaan kepercayaan seharusnya tidak menjadi penghalang bagi Anda yang ingin mengadopsi keunikan rumah tradisional joglo.
Hunian Anda akan tetap terasa nyaman dan bernuansa tradisional dengan memperlihatkan sedikit modifikasi pada rumah joglo sehingga menghilangkan kesan mistis yang mungkin tidak sesuai dengan kepribadian Anda.
Desain dan Model Rumah Joglo Minimalis Modern
sumber : Booking.com
Seiring perkembangan zaman dan surutnya minat masyarakat untuk menciptakan rumah tradisional, banyak sekali ide untuk memodifikasi joglo mulai bermunculan.
Tujuannya tidak lain yaitu untuk mengembalikan eksistensi rumah tradisional ini dan membuatnya sejalan dengan selera masyarakat yang ingin mempunyai hunian bernuansa modern.
Joglo minimalis modern merupakan sebuah terobosan gres yang memadukan arsitektur rumah modern dengan gaya khas joglo.
Hunian dengan desain menarik ini bisa menjadi solusi bagi Anda yang ingin mempunyai rumah modern tanpa meninggalkan kearifan lokal.
sumber : pinterest.com
Beragam pandangan gres rumah modern dengan nuansa joglo bisa mendefinisikan ulang makna rumah modern.
Jika joglo tradisional umumnya memakai lahan yang cukup besar, joglo minimalis modern sanggup dipakai oleh masyarakat perkotaan dengan luas lahan minimalis.
Bagian depan rumah memakai atap khas joglo yang berbentuk gunung, namun serpihan bawah tidaklah berbentuk mirip pendopo yang terbuka melainkan rumah modern pada umumnya dengan sedikit penyesuaian.
Apabila Anda mempunyai lahan samping yang cukup luas, Anda sanggup membangun pendopo terbuka dengan atap joglo pada lahan kosong tersebut.
sumber : pinterest.com
Jadikan joglo sebagai rumah sampingan, bukan rumah utama yang Anda tempati bersama keluarga. Bangunan tersebut mempunyai fungsi mirip gazebo namun dengan ukuran yang jauh lebih luas.
Anda sanggup menggunakannya untuk berkumpul bersama keluarga.
Joglo minimalis modern juga tidak perlu memakai bagian-bagian sebagaimana joglo tradisional. Anda sanggup menciptakan desain yang lebih ringkas dengan menyatukan pendopo dan ruang keluarga.
Sebagai pemisah semi permanen, Anda sanggup memakai sekat yang bernuansa tradisional yang sanggup dipindahkan apabila sewaktu-waktu ingin mengadakan pertemuan dan membutuhkan ruangan besar.
Rumah Joglo Jawa Timur
sumber : alibaba.com
Joglo tidak hanya dikenal oleh masyarakat Jawa Tengah maupun Yogyakarta. Masyarakat Jawa Timur juga mengenal joglo sebagai salah satu rumah tradisional yang masih sanggup ditemukan keberadaannya sampai ketika ini.
Meskipun demikian, terdapat sedikit perbedaan antara joglo yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang dikenal dengan nama joglo Situbondo.
Jika dilihat sekilas, Anda mungkin tidak sanggup menemukan perbedaan dari arsitektur kedua bangunan joglo tersebut.
Keduanya juga didominasi oleh material kayu jati sebagai materi pembuat utama. Namun jikalau diperhatikan, terdapat beberapa perbedaan yang dimiliki oleh joglo Situbondo.
sumber : bangun-rumah.com
Dari segi arsitektur, joglo Situbondo mempunyai bentuk dara gepak atau limas yang cukup berbeda dengan joglo Jawa Tengah.
Namun joglo Jawa Timur tersebut tetap mengusung kepercayaan kejawen yang sangat kental sebagaimana yang dianut oleh masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta. Tata ruang joglo tetap menjadi perhatian menurut filosofi keharmonisan antar insan serta antara insan dengan alam.
Joglo Situbondo mempunyai pondasi utama (bebatur) yang lebih tinggi dari tanah di sekelilingnya. Ornamen yang terdapat pada bangunan joglo juga mencerminkan kepribadian yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Jawa Timur.
Atap joglo Jawa Timur berbentuk brunjung dengan tiga tingkatan yang ditopang oleh 4 pilar utama atau Soko Guru yang melambangkan empat arah mata angin.
sumber : pinterest.com
Terdapat beberapa tiang lain yang dipakai untuk menopang atap serpihan tepi, yang mana jumlahnya diubahsuaikan dengan luas dan ukuran pendopo joglo. Masing-masing tiang ditopang oleh umpak yang terbuat dari batu.
Antara pendopo dan ruang di dalamnya dipisahkan oleh dinding kayu yang memanjang disebut sebagai makara atau selur gelung.
Sekat kayu tersebut mempunyai pintu yang dipakai untuk memasuki ruang utama dari joglo Situbondo. Makara ini mempunyai hiasan dan ornamen ukir, di mana masyarakat setempat percaya bahwa hiasan tersebut bisa mengusir hal negatif yang ada di dalam rumah.
Seperti halnya joglo Jawa Tengah, joglo Situbondo juga terdiri dari beberapa serpihan yaitu pendopo dan ruang belakang.
sumber : pinterest.com
Pendopo merupakan ruangan terbuka yang berfungsi untuk mendapatkan tamu. Ruang belakang difungsikan sebagai kamar tidur anggota keluarga dan banyak sekali kegiatan lainnya.
Ruang belakang masih terbagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu senthong tengen (kamar kanan), senthong kiwa (kamar kiri), dan senthong tengah (kamar tengah).
Senthong tengen dipakai sebagai dapur dan gudang, sedangkan senthong kiwa dipakai sebagai kamar tidur. Senthong tengah merupakan daerah untuk menyimpan benda pusaka dan benda berharga.
Dari pembagian tersebut, terlihat cukup terang bahwa joglo Situbondo mempunyai banyak kesamaan mulai dari filosofi sampai bagian-bagian rumah.
Hal ini cukup masuk akal mengingat Jawa Tengah dan Jawa Timur mempunyai letak yang berdekatan sehingga sanggup mempengaruhi satu sama lain.
Rumah Joglo Jogja
sumber : traveloka.com
Bangunan Joglo yang dipakai oleh masyarakat Jogja mempunyai bentuk dan arsitektur yang hampir sama dengan joglo Jawa Tengah.
Sebagai satu kesatuan dalam masyarakat Jawa, Jogja dan Jawa Tengah memang mempunyai banyak kesamaan termasuk dalam hal daerah tinggal.
Joglo Jogja mempunyai bentuk bujur kandang atau empat persegi panjang. Bangunan ini melibatkan teknik pembuatan tingkat tinggi sehingga memperlihatkan nuansa megah, berkelas, dengan sentuhan seni yang tinggi.
Joglo Jogja juga mempunyai 4 Soko Guru yang menopang blandar tumpang sari, salah satu serpihan dari atap berbentuk piramida yang dipakai oleh joglo tersebut.
sumber : pinterest.com
Kerangka atap seluruhnya terbuat dari kayu jati. Wajar jikalau joglo ini membutuhkan biaya yang besar dalam pembuatannya, mulai dari serpihan brunjung sampai bubungan atau suwunan.
Pada serpihan bawah, joglo mempunyai bebatur (pondasi) yang lebih tinggi dari permukaan tanah di sekitarnya sehingga menciptakan bangunan joglo terlihat lebih tinggi.
Untuk menopang tiang-tiang penyangga, dipakai umpak yang terbuat dari kerikil alam dengan bentuk bulat, segi empat, dan segi delapan.
Meskipun mempunyai 4 tiang utama, namun joglo Jogja juga mempunyai beberapa tiang pelengkap yang dipakai untuk menopang atap pada serpihan tepi. Jumlah tiang tersebut menyesuaikan dengan ukuran bangunan.
sumber : pinterest.com
Sebagaimana joglo pada umumnya, joglo Jogja juga mempunyai pendopo sebagai serpihan paling depan. Pendopo yang tidak mempunyai dinding ini berukuran cukup luas, hampir separuh dari keseluruhan luas rumah.
Pendopo difungsikan sebagai daerah untuk mendapatkan tamu, melaksanakan musyawarah, serta banyak sekali keperluan lain.
Joglo yang dimiliki oleh kaum ningrat biasanya dipakai untuk menyelenggarakan pagelaran kesenian.
Tamu udangan akan duduk pada serpihan kanan dan kiri pendopo sedangkan serpihan depan dipakai untuk meletakkan alat musik gamelan beserta seluruh anggota keluarga pemilik rumah.
sumber : Olx.co.id
Bagian yang lebih dalam dari pendopo disebut pringgitan, yang mana daerah ini sering dipakai untuk pementasan wayang.
Pada beberapa joglo, pendopo dan pringgitan dipisahkan oleh longkang, yaitu daerah terbuka tanpa atap pada serpihan dalam pendopo.
Selanjutnya terdapat ruang utama yang disebut dalem. Ruangan ini berfungsi untuk kegiatan anggota keluarga dan terdiri dari tiga senthong sebagaimana yang ditemukan pada joglo Jawa Timur.
sumber : 99.co
Satu senthong dipakai sebagai gudang penyimpanan, satu senthong dipakai untuk menyimpan pusaka, dan satu senthong lainnya dipakai sebagai kamar tidur.
sumber : pinterest.com
Rumah joglo merupakan representasi dari kearifan lokal dan budaya masyarakat Jawa. Bangunan ini sarat makna alasannya yaitu setiap serpihan mempunyai filosofi yang berbeda.
Demi menghidupkan kembali eksistensi bangunan joglo, maka dibuatlah modifikasi yang memungkinkan untuk menggabungkan joglo dengan arsitektur rumah modern.
Pencarian Desain Terbaru :
- rumah joglo modern
- asal mula desain minimalis
- design cafe model joglo klasik
- desain rumah model majapahit
- model rumah joglo separuh
- joglo minimalis
- desain rumah joglo dan pendoponya
- desain rumah gamelan
- sketsa rumah joglo perbagian
- denah rumah joglo bertingkat
